Balut adalah salah satu makanan paling terkenal dan kontroversial dari Filipina. Bagi sebagian orang, makanan ini bisa menimbulkan rasa penasaran sekaligus tantangan, namun bagi masyarakat lokal, Balut adalah camilan lezat penuh gizi dan bagian dari tradisi yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Di balik tampilannya yang tidak biasa, Balut menyimpan cerita budaya, kelezatan, dan manfaat kesehatan yang menarik untuk disimak.
Apa Itu Balut?
Balut adalah telur bebek yang telah dibuahi dan dierami selama 14 hingga 21 hari, kemudian direbus dan disajikan dalam cangkangnya. Di dalamnya, embrio bebek sudah mulai terbentuk, lengkap dengan paruh, tulang, dan bulu halus, tergantung dari usia telur. Bagi yang belum pernah mencicipi, Balut mungkin terlihat menantang, namun justru daya tarik inilah yang membuatnya istimewa.
Makanan ini biasa dijual oleh pedagang kaki lima, terutama pada malam hari. Balut dinikmati dalam suasana santai bersama keluarga atau teman. Rasa Balut yang gurih dan teksturnya yang lembut membuatnya disukai banyak orang di Filipina dan bahkan negara tetangga seperti Vietnam dan Kamboja.
Cara Menyantap Balut dan Rasa yang Ditawarkan
Menikmati Balut memiliki langkah tersendiri:
- Retakkan ujung cangkang – Bagian atas telur diketuk hingga terbuka.
- Minum kaldu – Cairan yang terdapat di dalam telur sangat gurih dan hangat, mirip sup ayam.
- Kupas dan makan – Setelah itu, seluruh isi telur—kuning telur, embrio bebek, dan putih telurnya—dimakan bersama bumbu seperti garam, cuka, dan cabai.
Dari segi rasa, Balut memiliki campuran rasa gurih, sedikit manis, dan kaya kaldu. Embrionya memiliki tekstur lembut, mirip ayam muda, sementara bagian kuning telurnya kaya rasa dan berlemak.
Nilai Gizi dan Budaya dalam Setiap Telur Balut
Balut bukan hanya soal rasa, tetapi juga gizi. Telur ini mengandung protein tinggi, kalsium, zat besi, dan vitamin B kompleks. Kombinasi ini membuat Balut menjadi camilan yang baik untuk menambah energi dan daya tahan tubuh.
Di sisi lain, Balut memiliki nilai budaya yang tinggi. Ia mencerminkan prinsip masyarakat Filipina yang menghargai setiap bagian dari makanan dan hidup berdampingan dengan alam. Dalam beberapa acara televisi dan wisata kuliner, Balut sering dijadikan sebagai tantangan bagi wisatawan asing, namun bagi masyarakat lokal, ia adalah bagian dari identitas nasional.